Chapter 3 >>> Awal part2
Laki-laki itu semakin mendekat.
“Kalian…”
“Eh?”
–hening- krik krik krik
“Richan”
kata Michelle.
“Michelle?”
“Cao!” Cao
malah sebut namanya sendiri karena gak ada yang manggil.
Saat Richan melihat bunga yang
dipegang Michelle, pertama-tama Ia kaget lalu, terlintas
di otak nistanya memikirkan sesuatu dan tersenyum iblis. Michelle dan Cao yang ngeliat Richan
menyeringai kearah mereka cuma bisa ngomong dalem hati.
“Ni anak
selain ketawa kagak bisa berhenti, bisa juga kaya orang gila.” Inner Michelle.
“Wew, ntar gua ceritain ah kalo ada orang gila mirip sama dia. Sayang, gak bawa kamera buat ngejepret hehe…” inner Cao gak kalah nista.
“Wew, ntar gua ceritain ah kalo ada orang gila mirip sama dia. Sayang, gak bawa kamera buat ngejepret hehe…” inner Cao gak kalah nista.
“Perkenalkan
aku Iyan Safir
laki-laki paling ganteng dan keren di sini ada yang mau minta tanda tangan?” Iyan muncul secara tiba-tiba menerjang
Richan dan langsung tebar pesona yang PD
nya selangit melewati langit ketujuh (?)
Nyatanya gak ada yang peduli. Michelle asik metikin bunga tulip, sementara
Cao masih dengan keautisannya. Dia sekarang lagi makanin bunga tulip dan sukses
bikin Richan menyeringai dan gak peduli soal tadi Iyan yang menerjangnya. Merasa dicuekin, Iyan gak tinggal diem.
“Boleh tau
gak namanya siapa?” Tanya Iyan
kepo.
“Hmm… kasih
tau gak ya?” Michelle masih metikin bunga.
“Sule”
jawab Cao ngaco sambil ngebejek-bejek bunga tulip yang tak berdosa. Iyan sweatdrop dan anehnya dia percaya.
“Cantik-cantik
kok namanya Sule sih?” Richan kejengkang, Michelle
kaget dengan background
halilintar. Cao mulai mengeluarkan aura hitam mendengar kata terlarang baginya.
“Kau bilang
apa?!” Cao melirik Iyan dengan
tatapan psyco dan dengan devil mode:on Cao menendang Iyan hingga terkapar ditanah.
“Serem…” Iyan tepar
“Sudah lama
aku tidak melihat pemandangan seperti ini.” Kagum Michelle. Richan sadar dari kecengo’annya
langsung geleng-geleng kepala.
“Ayo kita
temui ketua.” Richan evil smirk penuh arti.
Didalam gedung, sementara yang lain
sibuk naik pitan (?) masing-masing, dua orang gaje sibuk lomba minum hingga
salah satu dari mereka nyanyi.
“ Kau
bidadara, turun dari neraka, membawa bencana, gua gebuk juga!” si cewe ngegebuk
si cowo yang juga mabuk berat hingga tepar ke tanah.
Ayo baru nyadar di lantai 1 gak punya
ubin. Entah sejak kapan lagunya Coboy Junior disabotase
kayak gitu. Si Alex masih nemplok didinding yang sekarang
udah akrab sama cicak-cicak didinding. Lainnya masih aja perang. Ada bunyi
tembakan, meja terbang, api terbang,
petir terbang, air terbang, batu
terbang, orang tidur terbang (?)dll. Dari luar gedung yang terdengar KEROPYANG
DUAK BAG BUG PRANK JDUAG JEGER CTAR NGROOOK….. CIIIT RATATATATA NGEEK…..
“Harus kah
kita masuk?” Iyan sadar dari teparnya yang posisinya
masih diseret Richan.
“Harus!”
jawab Richan mantab
Michelle dan Cao cuma
ngekorin Richan. Cowo pemabuk tadi bangkit dari teparnya. Ngak mau kalah, si
cowo bales nyanyi.
“Kau
bidadari, muncul dari kali, mirip mis kunti, gua sentil mati.” Selesai nyanyi
si cowo nyentil si cewe hingga tepar ketanah –lupakan-
Sementara Alex yang nemplok didinding mulai mendapati
konflik. Yang Ia pikirkan adalah antara
memakan cicak atau tetap menjadi temannya. Perut semakin lapar. Yang bikin dia
gak tega si cicak masang mata pupy eyes. Si Iyan
yang udah pewe diseret Richan, gak nyadar kalo gak ada yang nyeret dia lagi.
Disana Shu sedang dihujani oleh belasan bangku
dari cewe matre berambut biru yang tadi sempet jualan dikarenakan Shu gak sengaja menembak duit 1000 nya
hingga bolong tepat dibagian gambar muka yang ada di duit tersebut.
“Sudahlah
Karen, uang 1000 itu kalo gak ada Shu yang ngelemparin bom kentut gak bakal tu uang ma yang ada dikantong lu.”
Kata cewe yang ngatain ‘Shu bego’ sambil berkaca pinggang.
“S.O.S
tolong bantuannya disini Luk melapor bersama Thunder, banyak korban ditempat
ini sekali lagi mohon kirimkan bantuan!” Luk bergaya layaknya perang sungguhan
dengan memegang walky talky sambil merangkak dibawah kawat yang entah sejak
kapan ada disitu dan tangan kirinya memegang senjata api, begitu juga dengan
Thunder tapi gak megang telepon. Tau kan? Kayak yang di ABRI gitu. Tiba- tiba
bantuan datang bagaikan helikopter yang ditimpa sinar matahari begitu silau.
Semuanya cengo mematung tak terkecuali.
“Astaganagaudahpunah1jutakedepantahunyanglalu(?)”
reaksi Andre si ketua yang bahkan gak tau apa yang diucapnya tadi yang jelas
ngasal + ngaco = shock!
Latar berubah seperti semula dan kita
liat Luk dan Thunder yang pose nya sekarang tengkurep di kolong meja
satu-satunya yang masih utuh, dan walky talky nya berubah menjadi sandal jepit,
senjatanya berubah menjadi centong sayur serta topi ABRI yang dipakai beubah
menjadi panci. Alex yang
mangap dengan tidak elite membuka kesempatan bagi cicak-cicak bersarang dimulut
dan hasilnya sebuah lagu tercipta berjudul ‘cicak-cicak di mulut’. Penasihat
keta pingsan ditempat, cewe berambut coklat tua dan rambut oranye terpaksa
menghentikan aksi jambak-menjambak rambut. Si ketua murka dan men-deathglarem
satu per satu penghuni disitu. Shu siul-siul gaje pasang tampang innocent.
“Apa-apaan
ini… kalian saya hokum! lari 5 putaran…” tegas Andre tertahan
“Fiuh…”
yang laen bernafas lega.
“Cuma 5
puteran doang.” Batin mereka. Tapi rupanya ketua
belum selesai.
“6 belokan
kanan, 7 belokang kiri, 8 tanjakan, 9 turunan, dan 10 kata pujian untuk saya
ditambah beresin ini semua NGERTI!” terjadilah kejengkang massal.
“Woi lu! Gerry angkat pemabuk ini ke ruang kesehatan
dan Iyan kamu bantu dia. Ima, bangunkan
Sanca! Gerry dan Iyan
setelah itu bergabunglah dengan yang lain untuk menikmati hukuman dan apaya….
Kok kayak kelupaan sesuatu ya…” nyuruh-nyuruh seenak jidat.
“Ketau lupa
tuh! sama penasehat dibelakang ente!” emosi Alex
yang berhasil melahap habis cicak-cicak didinding –hiiy jijay-
“OMG! Gua
lupa. Oi bangun.” Ucap ketua tanpa perasaan sambil nendang-nendang tu orang
yang lagi pingsan.
“Apa itu caranya
memperlakukan seorang wanita?” Thunder sweatdrop sendiri.
Richan mulai menyadari sesuatu dan
mulai menyeringai lagi?
“Ketua aku
mau bilang kalu Mi-mph” kata
Richan terhenti karena langsung dibekeb diketeknya ketua . yang diketekinpun
megap-megap kekurangan oksigen. Luk dan Thunder langsung dorong-dorong Cao dan Michelle ke hadapan ketua.
“Kami sudah
dapatkan partner kami.” Kata Luk Thunder kompak, sementara Richan masih
diketekin ketua nunjuk-nunjuk bunga yang dipegang Michelle.
“Oh bagi
pendatang baru welcome to the dream world” kemudian ketua sedikit membungkuk
dengan sopan.
Iyan
dan Gerry kembali, sementara Sanca bangun karena
dibisikin bisikan maut oleh Ima.
“Sanca di
sampingmu ada kucing garong kelaparan.”
“HUAPAAA?!”Sanca
terlonjak kaget.
Semua sudah kumpul dan lari keluar
gedung. Richan bernafas lega setelah bebas dari dekapan maut ketua. Dan ketua
baru sadar dari kebego’annya.
“Tadi kalo gak salah si anak baru megang
TULIPKUUU!!!” teriaknya seantero Dupi yang terdengar oleh Richan yang sedang
lari.
“Biar rasa!
Tadikan gua mau bilang, malah lu ngetekin gua. Sukurin!”
Ditengah hukuman maksudnya tengah
jalan, mereka berhenti berlari karna kecape’an.
“Hosh..hosh..
tinggal 3 kali belok kiri, 8 tanjakan, 9 turunan, dan lupakan 10!” kata Iyan ngos-ngosan. Berbeda dengan Thunder
yang Cuma ikut-ikutan berhenti. Dari wajahnya yang terlihat seperti baru lahir
kemarin(?) Nampak sama sekali tidak kelelahan.
“Buset ni
orang manusia apa bukan ya?” batin Michelle
kagum. Richan ketawa tanpa sebab. Yang lain memandangnya seolah berkata
-dasar-gila-gak-ketulungan-
“Lari lagi
yok. Kalo ketua tau pasti hukumannya ditambah suruh sujud sembah sukur nanti.”
Semua yang memandang Richan kini beralih ke Thunder.
Entah kenapa semua kompak menyeringai
kearah Thunder kecuali Cao dan Michelle
yang belum ngerti apa-apa. Diliatin dengan pandangan begitu bikin Thunder
bergidik ngeri. 1 menit kemudian sudah seperti ular naga panjangnya bukan
kepalang. Thunder berlari secepat kilat dan dibelakang, Luk memegang kerah baju
Thunder bikin dia sesak napas sepanjang perjalanan. Michelle megang kaki Luk. Cao megang kaki Michelle begitupun
seterusnya. Yang terakhir adalah Sanca yang asik tidur sambil meluk kaki Ima.
Hukuman berakhir dengan singkat berkat Thunder. Mereka pun berhenti didepan
gedung tempat ketua berada sambil beristirahat dibawah pohon besar dekat gedung
dan mengatur nafas kelelahan. Sadar diri woi! Yang dari tadi berjuangkan
Thunder! Yang laen mah tinggal nangkring dibelakang. Thunder masih belum
kelelahan sama sekali.
“Bener-bener
bukan manusia.” Batin Michelle lagi?
Di dalam gedung
“Kau
darimana saja Robert?” Tanya sang ketua Andre.
“Galau”
ucap Robert datar.
“Jiah…
ngapa lo emang?” Tanya lagi ketua sambil cekikikan.
“Belom
dapet partner.” Jawabnya tambah suram sambil duduk didepan bar yang tadi
didudukin cewe mabok gaje. Ketua cuma bisa nahan mati-matian buat gak ketawa
agar gak ngancurin suasana –lah bukannya suasananya emang udah ancur?-
“Eh, kok
sepi?” tanyanya yang baru sadar dari kegalauannya.
“Hidup tanpa
cinta bagai taman tak berbunga, halah gua malah nyanyi.” Robert kejengkang
dengernya.
“Itu lagi
pada gua hukum. lu liat aja sekeliling lu! Ancur
gak karuan.” Robert bangkit dari kejengkangnya dan shock!
Diluar gedung.
“Eh,
anggota barukan? Kita belum kenalan. Namaku Zoi Starlight. Aku Caiser bunglon
dan berpatner dengan Gerry. Itulah
sebabnya rambutku berubah setiap 5 jam sekali.” Kata cewe yang tadinya berambut
oranye sekarang entah bagaimana telah menjadi warna hijau sambil tersenyum. Gerry nyaut dari
belakang Zoi.
“Benar
juga, namaku Karen
Glycerin. Aku
Caiser burung dara dan berpatner dengan Ayumu. Kalo kalian ingin buang uang,
silahkan datang padaku kapan saja karena aku dengan senang hati akan
menampungnya.” Ucap Karen diikuti
oleh gelengan kepala teman-temannya. Ayumu cengar cengir sambil dadah dadah.
“Ember
kali nampung!” celetuk Alex sambil garuk kepala yang tak gatal. Richan malah
ketawa ketiwi gak jelas.
“Aku
Ima, yang tidur itu partnerku Sanca
Veronika. Dia Caiser tikus. Oi! Sanca bangun, gk sopan.” Nendang Sanca dengan
tidak sopannya yang sebenarnya dialah yang paling tidak sopan. Yang di tendang
sukses nyungsep dengan tidak elit didekat tong sampah. Richan makin gak jelas
ketawanya.
“Alex
Vizard-meow patner sama Shu.”
“udah
tau” celetuk Cao. Alex menjulurkan lidahnya. Ngambek ceritanya.
“Jangan
panggil namaku Richan. Disini namaku Ryu mengerti? Kalo enggak gua mau
siap-siap kejengkang nih.” Kata Ryu yang telah berhenti dari ketawanya.
“Dengan
kata lain, kenapa harus dengan kata lain ya? emangnya kata yang itu gak bisa?
Aku mulai bingung dengan kata!” Thunder nampak frustasi.
“Kelamaan.”
Luk ngebekep Thunder.
“Para
pemimpi otomatis bisa menjadi hewan tergantung partnernya.”
“Kelinci”
seru Michelle dalam hati.
“
Atashi wa neko desu~” inner Cao kesenengan.
“Lah
Richan kemana?” tanya Michelle sadar kalau saingannya kuntilanak dalam ketawa
telah hilang.
“He
eh tu anak ilang kemana ya?” berbeda dengan Michelle, Cao malah gak sadar.
“Dia
sudah bangun, bukankah kalian sebentar lagi sekolah?” kata Iyan sedikit genit.
“Hah?
Bangun kemana?” tanya Michelle.
“Bangun
pemudi pemuda kali” tebak Cao sekenanya. Michelle nepuk jidat sementara yang
lain ngegubrak berjamaah.
“Bukan
begitu, maksudku bangun ya..... seperti itu.” Perlahan Michelle dan Cao mulai
menghilang dan saat mereka membuka mata, mereka tidak lagi berada di Dupi
melainkan rumah mereka sendiri di Duta.
TBC..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar