Translate

Jumat, 14 September 2012

DREAMERS and the CAISER Chapter 2

Chapter 2 >>> Awal

     Setelah Thunder selesai menceritakan apa yang terjadi sebenarnya, mereka membawa Michelle dan Cao ke sebuah gedung tempat ketua mereka. Gedung ini bertingkat 2. Lantai kedua dihuni ketua sendiri dan ruang-ruang lain seperti perpustakaan, laboratorium, DLL. Sementara di lantai dasar terlilhat rumah makan yang seperti bar, dan disini tidak pernah sepi.
     Sesampainya digedung.....
"Kita langsung ke lantai 2 untuk mengenalkan anggota baru pada ketua". Ucap Luk datar.
 Thunder manggut-manggut ngerti sementara Michelle dan Cao manggut-manggut nurut karna gak ngerti. Sambil berjalan masuk ke gedung Cao melihat sosok orang yang ia kenal. Karna penasaran iapun mendekat dan ternyata dia adalah orang yang selama ini menabrak ia dan Michelle. Michelle pun ikut mendekat tanpa peduli Luk & Thunder komat-kamit jalan terus menaiki tangga. Dimeja itu ada 2 cewek dan 2 cowok. Cao dan Michelle muncul secara tiba tiba dibelakang cowok itu bagaikan dedemit. 
" A-alex..." kata ketiga temannya sambil ketakutan dan merinding.
"...........". Alex cuma heran ngeliat ketiga temannya bereaksi seperti itu, bahkan ada yang keselek tangannya sendiri (?) sempet-sempetnya Alex ber-narsis-ria
"Ng... ngapa sih? gua tau, gua ganteng bin keren" dan dibelakang Cao Michelle di meja belakang Alex dkk, seorang cowok memerhatikan aura yang dipancarkan Michelle dan Cao
"Gelap" ni cowok juga make kacamata.
"Oo.... jadi namanya Alex." Kata Michelle bikin Alex mendadak hiderasi sesaat dan panas dingin gak karuan. Alex menengok kebelakang dengan slowmotion sambil nahan jantungnya yang rada mau copot. Saat ditengok Cao lambai - lambai jari dan ....
"Double kick!" Kata Michelle dan Cao kompak, begitu juga kaki mereka yang menendang Alex dari tempat duduknya ke meja orang lain.
"Makananku .... ALEEEXXXXXXXXXX!!!!!!" marah sang cewe kuncir kuda ke Alex.
"Bukan salahku." elak Alex santai.
"Sudahlah Sanca sepertinya mereka berdua itu orang baru." kata cewe berambut sebahu dikuncir 2 bukan twinstail.
"Apa kau kenal pada mereka hingga menendangmu aargh Alex!" tanya Sanca yang berakhir dengan membentak. Gimana gak mau ngebentak, itu anak malah keasikan duduk diatas meja. 
"Gak!" jawab Alex cepat, gak liat dibelakang dia ada dua monster yang muncul perempatan di pelipis kepala mereka masing-masing.
"Gak inget apa! lu kan udah nabrak kita ' 3x !'." marah Michelle dengan penekanan penuh terhadap '3x'. Sekarang malah banyak yang nyorakin.
" Hajar!"
" Lawan...Lawan...Lawan."
" Semangat!." Bahkan ada yang taruhan dan lomba minum. Sementara lantai satu mulai terjadi keributan, dilantai dua Luk dan Thunder dengan bodohnya memasuki ruangan ketua.
" Ada apa Luk ? Thunder ?" Tanya ketua yang diketahui bernama Andre Salas.
" Sudah jelaskan." ucap Thunder dengan senyum aneh sambil nunjuk kebelakang.
"eh...?" Luk dan Thunder cengok segaje gajenya. Si Thunder malah mulutnya jatuh ke lantai. Ketua dan kepercayaan nya bingung dan banyak tanda tanya di atas kepala mereka. Sementara dibawah sekarang telah menjadi pertempuran dan latar pun berubah menjadi medan perang. Maklum saat ini markas dipenuhi oleh bocah-bocah tak tahu diri kecuali orang itu sendiri menganggapnya tak tempe diri. -lupakan-
       Seorang laki-laki  bertopi mirip koboy namun bukan, dan tampak berantakan, berbaju mirip gembel namun berwajah rupawan ini melemparkan sebuah 'GRANAT!' ketengah ruangan.
" Tiarap!!!" Teriaknya, maklumlah ini anak demen banget sama yang namanya rusuh. Dia juga satu meja dengan Alex tadi.
" Gyaaaaaaaaaaaaaa...." teriak hampir semua, sisanya cuma cuek bebek. Bruffffffff.....
"Dasar Shu bego! bau tau!" celoteh  cewe berambut coklat tua dikuncir setengah dijepit sambil menutup hidungnya mewakili yang lain. Sedang yang lain pada beli masker ke seorang cewe berambut biru muda dengan rompi biru juga yang mendadak ganti  profesi menjadi penjual masker. Maklumlah jiwa materialistiknya bangkit. huh! bisa-bisanya jualan saat terjadi kerusuhan. Back to story   >>>
      Ternyata yang dilempar Shu tadi bukanlah granat. Bentuknya memang seperti granat, tapi begitu dilempar benda itu mengeluarkan asap yang berbau, kita sebut aja kentut.
"Auranya berwarna-warni. Sungguh pemandangan yang indah." kata seorang laki-laki berambut coklat kehitaman dan berkacamata dengan mengangkat kedua tangannya setinggi kepalanya sendiri, Inilah ciri khas dari pria ini saat sedang membaca aura. BLETAK!. tiba-tiba seorang cewe memukulnya.
"He! jangan diem saja disitu! bantu gua napa?!" kata cewe berambut oren pendek yang kayaknya sih partnernya.
"Tidaaak!!!" teriak cewe yang duduk bareng sanca tadi.
"Ada apa Ima?" tanya Alex yang sedang menahan tinju api di tangan kanannya dan tangan kirinya mencengkram kerah baju Shu. Yang di cengkrang malah bingung antara ngelepasin cengkraman Alex dan kabur atau emang lebih enak di tonjok(?).
"Sanca mati gara-gara gas beracun milik Shu yang dilempar tadi ...hiks...hiks" kata Ima sambil nangis . Yang dimaksudpun merinding di cengkraman Alex sampai.... NGGROOK....~ Zzzzzz~ ketahuan banget Sanca gak mati cuma tidur. -hening-
Alex melanjutkan aktifitasnya tinggal Shu yang cengengesan (?) begitu juga yang lain.
" Ni anak gak dimana-mana bisa aja tidur bahkan adanya gempa 9,9 skala R pun gak bakal jadi halangan dia buat tidur. Heeeeee.... ni orang kapan matinya sih?" ucap Ima tanpa dosa yang tadi sempet kesel karna tertipu sekian banyak. kesel? pasti!. Tunggu! kemana perginya kedua kembaran sama tapi tak serupa itu? ternyata eh ternyata si 'biang' nya malah ngeloyor keluar kesamping gedung yang disitu banyak bunga tulip milik Ketua. Michelle yang sangat suka tulip itupun  matanya langsung sparkling dan banyak bling-bling di sekitarnya . Bukan beling loh! Setiap melihat bunga tulip, satu per satu beground berubah menjadi bunga tulip di mana-mana bahkan ada cewek berkepala tulip ya, dialah Cao yang dilihat Michelle saat ini. Sungguh ironis. Sementara itu di dalam tampak Luk dan Thunder yang baru turun langsung terbelalak ,menganga, mematung, dan cengo se cengo-cengonya di depan tampak Alex tergeletak tak berdaya yang di buat-buatnya biar lebih mendramatisir.
"Kakak tolong aku..." sekarang keadaanya sangat tak layak di tonton oleh anak di bawah umur .
"Apa yang terjadi?" tanya Luk pada adiknya.
"Partner kalian..."kata Alex terpotong oleh Shu yang lagi gerakin tangan kanannya yang berubah jadi tongkat bisbol buat mukul Alex tadi. Sekarang gantian Shu yang menang.
"Sudahlah... lebih baik kalian ikutan saja...." bujuk Shu sambil merubah tangannya kebentuk senjata api. Disana terlihat anak cewek main jambak-jambakan. Sungguh perkelahian gak bermutu!
"Baik katamu?" heran Luk sambil melihat sekeliling yang porak poranda.
"Ayo Luk kita ikutan." Ajak Thunder dengan polosnya, sementara Luk cuma bisa sweatdrop.
Diluar Gedung...
"Michelle aku bosan." kata Cao Frustasi sambil mencak-mencak dan mencakarin pohon deket situ.
"Awesome" hanya itulah yang Michelle katakan dari tadi. Cao makin frustasi sambil ngorek-ngorek tanah, mencabuti rumpu, bahkan memakannya! ni anak gilanya kumat.
Didalam gedung terlihat makin memanas karna bertambah 2 orang yaitu Luk danThunder.
"Biar lebih panas akan kubakar..." Kata Alex terpotong oleh tendangan dari Shu yang langsung nemplok ke Thunder.
"Aduh! apaan sih?!" Alex dilempar lagi hingga nemplok ke Ima.
"Huaaaa........... Alex peluk-peluk hiks hiks" Tangis bombay Ima. Mendengar tangisan Ima, Sanca bangkit dari kubur (?) eh dari tidurnya langsung meninju Alex hingga nemplok ke dinding bersama cicak-cicak didinding, lalu ia tidur lagi. 
Disana terlihat orang main pukul-pukulan, tendang-tendangan, guling-gulingan, dan mabok-mabokan(?). Sementara itu diluar gedung, seseorang datang menghampiri Michelle dan Cao.
"!" laki-laki itu kaget saat melihat Michelle dan Cao yang kayaknya Ia kenal lagi dengan kegaje'an masing-masing.
 Cao pudung dipojokan pohon, sedangkan Michelle cengar-cengir ngeliatin bunga Tulip dan memetiknya. Laki-laki itu semakin mendekat.
"Kalian........."
TBC............
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar